Virus dan karakteristiknya


Virus, sumber segala penyakit, bukan hanya dikenal sebagai musuh manusia. Virus juga dikenal sebagai musuh nomor satu komputer. Ambil contoh virus influenza. Influenza terbilang penyakit ringan, mudah disembuhkan. Tapi coba bayangkan betapa hebat serangannya. Seperti itu pula virus di komputer.
Hampir setiap orang pernah terserang flu, bukan hanya satu kali, tapi bisa berkali-kali. Bagaimana gejala orang yang terserang flu? Lemas, lesu, pusing, mual, demam, hidung berair—semua itu bikin badan terasa ngilu dan pikiran jadi kacau. Itu rasa sakit yang disebabkan oleh virus yang terbilang ringan. Bagaimana kalau kita diserang virus-virus berat macam Hepatitis dan HIV? Wah, bakal rusak jaringan tubuh kita.
Virus komputer, sama dengan virus penyakit, bisa terkesan sangat misterius dan bikin banyak orang penasaran. Tingkat kerusakan yang diakibatkannya juga bermacam-macam, tergantung jenis dan ancamannya. Masih banyak orang yang bingung tentang masalah virus. Tenang, hal itu sah-sah saja. Bahkan seorang dokter pun bisa pusing bila menemukan satu gejala penyakit yang aneh dan terbilang masih asing pada pasien yang berobat padanya.

Bukan hanya dari Dunia Maya
Asyiknya bermain Internet—kita bisa duduk di depan komputer, browsing halaman-halaman Web yang banyak menawarkan hal baru yang menarik sampai lupa waktu. Tapi terkadang keasyikan itu menggoda kita untuk makin jauh menjelajah dalam dunia maya, tanpa sadar akan bahaya yang mungkin mengintai. Virus komputer jaman sekarang semakin canggih, secanggih kepintaran si penciptanya. Dan sayangnya, tak ada satu sistem pun yang sempurna di dunia ini—bahkan sistem yang 99,9 persen aman pun bisa terserang virus.
Kebanyakan virus yang menjangkiti mesin komputer memang berasal dari sebuah sistem online alias sistem yang terkoneksi langsung dengan Internet. Tapi hal ini tidak selalu berarti bahwa mengakses sebuah jaringan macam Internet, Bulletin Board System (BBS), atau Local Area Network (LAN) sama dengan mengakses virus. Ada banyak orang yang belum mengerti, satu-satunya alasan mengapa virus bisa menginfeksi komputer adalah karena adanya sebuah program virus yang dieksekusi pada PC. Yang perlu kita ingat, semakin lama virus pun semakin pintar. Jika komputer kita terkoneksi ke Internet, tanpa dilengkapi persenjataan firewall dan antivirus yang up to date, maka sudah bisa dipastikan mesin komputer bakal terjangkit virus.
Kenyataannya di Indonesia, virus bukan hanya menyerang melalui Internet. Di sini, ada banyak rental komputer atau lab-lab komputer bebas-pinjam di sekolah, kampus atau tempat lainnya. Pertukaran data melalui media disket, CD/DVD, flash disk sudah pasti tak terhindarkan. Jika pengelola tempat rental atau lab tidak rajin meng-update antivirusnya, kemungkinan terserang virus pun semakin besar. Makanya anjuran untuk selalu men-scan media pertukaran data, harus selalu diberikan.

Tipuan si Virus
Virus pasti bersifat destruktif. Komputer bisa diibaratkan sebagai media penyebaran penyakit. Sedangkan file serta program-program yang ada di dalamnya menjadi korban infeksi virus. Walau tak semua virus menginfeksi data-data dalam komputer, namun virus tetap merupakan peranti jahat (malicious), yang masuk ke komputer tanpa ijin pemiliknya. Tujuan virus sudah cukup jelas: mengambil alih kontrol sebuah sistem.
File virus banyak beredar dalam bentuk file yang berekstensi .com dan .exe. Alasannya, kedua jenis file tersebut adalah file paling sederhana yang dikenal oleh para pencipta virus—jenis file yang mudah dieksekusi dan paling pintar dalam meng-overwrite program-program lain yang mereka infeksi. Umumnya, program berisi virus dikompresi dalam bentuk file .zip untuk menipu para korbannya.
Teknik serangan virus yang marak beberapa tahun terakhir ini adalah teknik social engineering. Teknik serangan ini menggunakan pendekatan yang sama dengan layaknya hubungan sosial antarmanusia. Bagaimana cara menciptakan rasa percaya, itu yang menjadi hal utama. Manusia umumnya menilai orang lain dari berbagai hal—fisik, pembawaan sikap, cara berbicara, bahasa tubuh, dan lain-lain. Jika semua faktor yang ada dinilai cukup baik, sebuah hubungan pun bisa tercipta dengan baik, menimbulkan rasa percaya pada orang yang dinilai. Virus pun diprogram dengan semakin sempurna untuk melakukan pendekatan semacam itu. Rasa percaya dari orang (calon korban) dipancing dengan hal-hal yang menarik perhatiannya.
Teknik social engineering yang diluncurkan oleh cracker yang notabene adalah pencipta worm atau virus bertujuan untuk mengambil akses informasi ke dalam sebuah sistem. Cara paling umum yang sering kita jumpai setiap hari bisa digambarkan dengan cukup sederhana. Cracker mengirimkan sebuah e-mail bersubjek menarik, yang di dalamnya berisi sebuah attachment program virus dalam bentuk file yang terkompresi. Pengguna PC yang ceroboh umumnya akan langsung membuka attachment pada e-mail dan menjalankan file di dalamnya. Ini adalah awal kerusakan sistem. Program virus yang telah terinstal dalam PC, akan menjelajah sistem untuk berburu alamat-alamat e-mail yang tersimpan di dalamnya. Jika alamat-alamat e-mail telah terkumpul, virus bisa menyebarkan dirinya sendiri melalui e-mail ber-attachment.
Strategi dari serangan social engineering mudah dikenali. Umumnya subjek e-mail yang dikirim ke alamat si korban menarik perhatian, seolah-olah sang pengirim memang mengenal calon korbannya. Virus pintar bisa mengirimkan dirinya dengan mencantumkan nama dan alamat e-mail si pemilik mesin komputer. Serangan virus saat ini, yang menggunakan teknik social engineering, banyak dilakukan oleh klan worm.

Pentingnya patch dan update antivirus
Lima tahun yang lalu, pada saat Internet belum sepopuler saat ini, virus banyak menyebar dari pertukaran media penyimpanan data antarkomputer seperti disket, CD/DVD, dan flash disk. Yang jadi korban serangan virus bisa jadi hanya komputer individu yang tak terhubung dalam jaringan. Sekarang Internet sudah semakin tenar dan menjadi kebutuhan, bukan hanya bagi profesional di dunia bisnis dan pendidikan, tapi juga para pengguna rumahan. Bisnis dan industri pendidikan pun banyak yang telah terhubung dalam jaringan—baik itu LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network), atau MAN (Metropolitan Area Network). Kesempatan virus untuk meraup jumlah korban lebih banyak pun makin terbuka. Admin sistem pun harus makin siaga.
Windows yang terkenal sebagai sistem operasi sejuta umat, juga terkenal dengan banyak kelemahan dalam sistemnya. Microsoft sering mengeluarkan patch untuk menambal sistemnya. Seberapa penting patch ini? Patch, seperti artinya dalam bahasa Indonesia, adalah tambalan. Kita bisa mengibaratkan sistem yang lemah seperti orang yang mengenakan pakaian bolong. Agar orang tersebut tidak masuk angin, ia harus menambal pakaiannya. Nah, virus atau worm bisa masuk ke komputer melalui celah pada sistem. Penularannya bisa melalui e-mail, jaringan, Internet, atau malah dari pertukaran data lewat media-media penyimpan data. Patch dibuat oleh Microsoft untuk menambal lubang-lubang dalam sistem operasinya. Dan supaya afdol, patch tersebut juga harus dilengkapi dengan antivirus yang up-to-date. Ingat, hampir setiap hari muncul varian virus yang baru melalui Internet. Jadi, kita harus rajin meng-update antivirus—minimal satu kali dalam seminggu.

Worm pun berhasil menyerang ponsel
Worm atau virus yang bisa menyerang ponsel sudah lama menjadi bahan omongan para pengamat TI. Kejahatan terhadap para pengguna Bluetooth (bluejacking dan bluesnarfing) sudah ada sebelum kemunculan Cabir, worm yang menyerang ponsel lewat Bluetooth. Sekarang, keberadaan mobile device berkoneksi Bluetooth pun semakin terancam dengan kehadiran Cabir. Nama Cabir sendiri diberikan oleh sebuah perusahaan antivirus Rusia, Kapersky. Program worm ini menyerang ponsel-ponsel berbasis Symbian OS yang ber-Bluetooth. Bluetooth, seperti yang kita ketahui, bekerja pada jaringan nirkabel yang kurang luas jangkauannya, umumnya 10 hingga 100 meter. Teknologi pengiriman data melalui Bluetooth rupanya memberi ide segar bagi para pencipta worm untuk memperluas wilayah jajahannya, bukan hanya menjajah PC melalui Internet, tapi juga perangkat ponsel pintar melalui jaringan nirkabel.
Worm ini diduga diciptakan oleh seorang yang bernama Vallez. Vallez merupakan nama samaran dari seorang pencipta virus yang juga anggota dari sebuah kelompok cracker bernama 29a, salah satu kelompok yang ahli dalam pembuatan virus.
Worm Cabir mengirimkan dirinya dalam bentuk file SIS (Symbian Installation System) bernama ‘Caribe’ atau ‘Caribe-VZ/29a’ melalui koneksi Bluetooth. Seperti pada aplikasi Bluetooth pada umumnya, sebelum file diterima, pemilik ponsel akan dikirimi pertanyaan, apakah akan menerima file atau tidak. Jika ya, pemilik ponsel akan kembali ditanya apakah ingin menginstal Caribe atau tidak. Jika ya, otomatis ponsel akan terjangkit worm Cabir. Setiap kali aplikasi Bluetooth pada ponsel terinfeksi diaktifkan, secara otomatis Bluetooth akan mencari ponsel-ponsel lain yang mengaktifkan Bluetooth-nya dan mencoba untuk menginfeksi mereka dengan cara mengirimkan file dirinya.
Sejauh ini, belum ada keluhan mengenai infeksi Cabir. Yang perlu diperhatikan adalah agar setiap pemilik ponsel ber-Bluetooth hanya mengaktifkan aplikasi Bluetooth mereka pada saat diperlukan. (hr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal URL, sebaris alamat Internet

Menghubungkan dua gedung

Mencari informasi di dunia Wiki