Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

AMD Spider

Gambar
AMD memperkenalkan platform baru untuk kalangan enthusiast, dengan sebutan Spider. Apakah Spider itu? Spider adalah platform yang pantas disebut sebagai All AMD platform. Menggunakan tiga komponen wajib: AMD Phenom, chipset AMD 7 series, dan graphic controller dari AMD-ATI Radeon. Ia juga sarat dengan dukungan teknologi terkini. Sebut saja seperti ATI PowerPlay, Cool’n’Quiet 2.0, DirectX 10.1, HyperTransport 3.0, dan PCI Express 2.0. Memang benar jika fitur dan teknologi tersebut belum sepenuhnya dibutuhkan oleh semua kalangan. Itu sebabnya saat peluncuran AMD Spider ini lebih ditujukan untuk kalangan enthusiast. AMD Phenom Menggunakan processor desktop AMD Phenom quad-core, dengan desain quad-core processor dalam satu die. Bukan dua die dual-core yang digabung dalam satu kemasan CPU. Menurut AMD, design ini menjanjikan performa yang lebih baik, meski diakui membutuhkan ongkos produksi yang lebih besar dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam produksi. Hal ini sedikit banyak mem

Lebih jauh mengenal overclock prosesor dan motherboard (lanjutan)

Gambar
Pada ulasan yang lalu , sudah dibahas mengenai bagaimana kecepatan prosesor didapat, sedikit mengulas multiplier dan juga bahasan mengenai clock AGP dan PCI. Kali ini, akan dibahas tentang memori, chipset, dan voltase. Memori Dalam menaikkan FSB, kita perlu mengetahui istilah synchronous dan asynchronous dalam clock memory. Synchronous adalah apabila clock memory sama dengan clock FSB yang digunakan. Asynchronous adalah apabila clock memory tidak sama dengan clock FSB. Untuk konfigurasi asynchronous, biasanya ada divider tertentu untuk mengkonfigurasikannya. Divider ini misalnya 2/3, 3/3, 4/3, 5/3, 6/3, 2/4, 3/4, 4/4, 5/4, 6/4 dan seterusnya. Untuk perhitungannya sama dengan contoh perhitungan divider AGP clock. Sebelum melakukan overclock FSB, kita perlu mengetahui kecepatan (clock) memori yang kita pakai. Untuk memori jenis SDRAM (biasa dipakai untuk platform Intel Pentium, Pentium-II, dan Pentium-III serta AMD Duron atau Athlon) biasanya mempunyai nama PC-66, PC-100, PC-133 dan PC

Lebih jauh mengenal overclock prosesor dan motherboard

Gambar
Setelah mengulas beberapa teori dan prinsip tentang overclocking, kali ini akan dibahas lebih jauh mengenai overclocking untuk perangkat motherboard serta prosesor. Kecepatan Prosesor Overclock prosesor adalah menaikkan kecepatan prosesor di atas kecepatan standarnya (default) yang direkomendasikan oleh pembuat prosesor tersebut. Sebagaimana diketahui, kecepatan prosesor adalah perkalian antara bus clock (disebut juga sebagai front side bus alias FSB) dengan multiplier (faktor pengali). Misalnya kita mempunyai sebuah prosesor 1 Giga Hertz (1000MHz) dengan FSB 100MHz. Maka untuk prosesor tersebut, faktor pengalinya pasti adalah 10. Dalam hal ini akan bisa kita hitung sebagai berikut: Clock = FSB x Multiplier 1000MHz = 100MHz x 10

Menguji periferal untuk mencari kinerja terbaik dalam overclocking

Gambar
Dalam overclocking, periferal terpenting yang harus diperhatikan adalah motherboard, prosesor, dan modul memori. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari usaha overclocking, yang berujung pada naiknya kinerja sistem secara keseluruhan, maka ketiga periferal tersebut di atas mutlak harus dipilih yang menyediakan fitur overclock (terutama motherboard) di BIOS-nya, di mana pusat segala settingan berada. Motherboard yang overclockable menyediakan setting yang lengkap pada BIOS-nya. Di antara yang terpenting adalah setting untuk mengubah FSB, multiplier, frekuensi memori, timing memori, tegangan prosesor (Vcore), tegangan memori (Vdimm), tegangan chipset (Vdd), tegangan AGP (Vagp) dan fitur AGP/PCI lock ataupun divider.

Prinsip-prinsip dalam melakukan overclocking

Gambar
Banyak overclocker tidak peduli dan bahkan mencibir terhadap segala macam teori tentang overclocking yang banyak dijumpai di berbagai media dan situs Internet. Bagi mereka, segala macam teori overclocking hanya menghabiskan waktu dan tidak memiliki banyak kegunaan. Overclocker yang bermazhab (aliran) seperti itu menganggap bahwa yang terpenting dalam memulai praktik overclocking adalah langsung memulainya dan kemudian melihat hasilnya, dengan kata lain satu-satunya cara belajar overclocking bagi mazhab ini adalah dengan trial and error. Cara ini memang bagus karena langsung terterapkan dan terlihat hasilnya, tetapi yang harus diingat, trial and error juga adalah satu-satunya cara yang dipakai oleh orang idiot untuk belajar. Bukan maksudnya mengatakan bahwa overclocker macam ini sama seperti orang idiot, tapi yang ingin ditekankan adalah perlunya terlebih dahulu mempelajari teori dan prinsip overclocking sebelum mempraktikkannya. Setelah mengetahui seluk beluknya maka praktik overclock