Prinsip-prinsip dalam melakukan overclocking


Banyak overclocker tidak peduli dan bahkan mencibir terhadap segala macam teori tentang overclocking yang banyak dijumpai di berbagai media dan situs Internet. Bagi mereka, segala macam teori overclocking hanya menghabiskan waktu dan tidak memiliki banyak kegunaan. Overclocker yang bermazhab (aliran) seperti itu menganggap bahwa yang terpenting dalam memulai praktik overclocking adalah langsung memulainya dan kemudian melihat hasilnya, dengan kata lain satu-satunya cara belajar overclocking bagi mazhab ini adalah dengan trial and error. Cara ini memang bagus karena langsung terterapkan dan terlihat hasilnya, tetapi yang harus diingat, trial and error juga adalah satu-satunya cara yang dipakai oleh orang idiot untuk belajar.
Bukan maksudnya mengatakan bahwa overclocker macam ini sama seperti orang idiot, tapi yang ingin ditekankan adalah perlunya terlebih dahulu mempelajari teori dan prinsip overclocking sebelum mempraktikkannya. Setelah mengetahui seluk beluknya maka praktik overclocking akan menjadi hobi yang menyenangkan dan bukan lagi sesuatu yang menakutkan.
Terkadang trial and error memang tak terelakkan dan pada akhirnya tetap harus dilakukan, tetapi akan selalu lebih baik jika sebelum melakukan praktik overclocking terlebih dahulu belajar dari pengalaman orang lain yang telah melakukannya dengan baik. Dalam dunia overclocking ada dua sebab mengapa seseorang terlihat “dungu”, pertama, karena ketidaktahuan dan kedua karena kebodohan alias keras kepala dan tidak mau tahu. Kedua penyebab ini melahirkan seorang overclocker yang dalam bahasa milis disebut overclocker grasa grusu. Overclocker macam ini memiliki potensi kegagalan yang tinggi dalam melakukan praktik overclocking, bahkan lebih parah lagi mengarah ke kehancuran periferal.

Pada dasarnya praktik overclocking diatur oleh prinsip-prinsip umum. Overclocking hanya akan bekerja baik bila prinsip-prinsip itu diketahui dengan baik, dan overclocking yang cerdas adalah mencoba melihat bagaimana prinsip-prinsip itu diterapkan pada situasi tertentu (situasi tertentu yang dimaksud mulai dari tujuan overclocking, kondisi periferal tertentu, suasana lingkungan sekitar komputer sampai ke suasana hati saat melakukan overclocking).
Di sini dibutuhkan orang yang berpikir, menetapkan parameter yang ingin dicapai, lalu menguji prinsip itu untuk pembuktian. Anda tidak dapat menguji prinsip-prinsip tersebut pada satu situasi bila Anda tidak tahu persis situasi itu. Dengan kata lain seluruh situasi yang disebutkan di atas harus Anda ketahui betul sebelum melakukan praktik overclocking, sebab jika tidak maka segalanya yang Anda lakukan akan melahirkan kejutan-kejutan termasuk merusak periferal yang seharusnya tidak terjadi.

Prinsip-prinsip Overclocking
Ada beberapa prinsip utama yang harus diketahui sebelum melakukan praktik overclocking khususnya menyangkut teknologi dan prosesor yang merupakan komponen yang terbanyak di-overclock, prinsip umumnya adalah:
  1. Dari sisi prosesor. Produsen prosesor membuat produk mereka dengan teknologi tertentu. Teknologi yang dipakai ini memiliki keterbatasan berdasarkan prinsip hukum-hukum fisika. Ketika keterbatasan ini dicapai maka saatnya untuk mencoba teknologi baru. Prinsip ini mengindikasikan bahwa overclocking prosesor memiliki batas maksimal yang harus diperkirakan, bila batas ini telah tercapai dan Anda belum merasa puas maka saatnya untuk berpindah teknologi. Misalnya jika Anda tidak puas dengan kinerja prosesor 32-bit Anda yang telah di-overclock sampai batas kemampuannya, maka saatnya untuk berpindah ke core lain atau menggantinya dengan prosesor 64-bit.
  2. Potensi maksimal teknologi pada periferal tertentu jarang dicapai ketika pertama kali diluncurkan ke pasar. Seiring waktu, para tweaker-lah (nama lain dari overclocker) yang kemudian membuat periferal ini dapat mencapai potensi maksimumnya. Bagaimana pun, tidak ada periferal yang dapat di-tweak seterusnya, sekali titik maksimum tertentu dicapai maka peningkatan signifikan selanjutnya menjadi hampir mustahil dan kemajuan berikutnya membutuhkan teknologi baru.
  3. Untuk memastikan tidak adanya produk yang cacat yang dilempar ke pasaran, pabrikan-pabrikan membuat sebagian besar prosesor mereka sanggup berjalan di bawah atau di atas kecepatan standar yang telah ditentukan.
  4. Pabrikan prosesor umumnya menetapkan kecepatan standar prosesor mereka lebih rendah dari kecepatan maksimumnya. Hal inilah yang membuka potensi overclock dari sebuah prosesor.
  5. Prosesor dapat ditingkatkan kecepatannya beberapa persen dari kecepatan standar yang telah ditentukan dengan memodifikasi fisiknya. Modifikasi sederhana memberikan hasil yang sedikit, sementara modifikasi yang lebih rumit akan memberikan hasil yang lebih banyak.

Tidak ada rasa takjub bagi yang belajar
Berbicara tentang overclocking prosesor, Intel dan AMD selalu menjual prosesor yang secara signifikan dapat bekerja lebih cepat dari kecepatan standar yang telah mereka tentukan, dan hal inilah yang kemudian dieksploitasi oleh para overcloker dan membuat seseorang yang tidak mengerti menjadi takjub. Perhatikan ilustrasi di bawah ini:
“Intel telah membuat saya kagum dengan prosesor P4 yang dikeluarkannya. Pentium 4 2.4c adalah prosesor yang sangat mudah di-overclock, tanpa banyak kesulitan dan usaha. P4 2.4c ini dapat digeber sampai 3.5GHz, sungguh menakjubkan karena telah menghemat harga sampai USD 200”.
Jika anda mengetahui prinsip-prinsip overclocking maka sebenarnya Anda tidak akan terkejut jika menemui kejadian serupa dengan ilustrasi di atas dan tidak akan heran dengan kemampuan 2.4c yang overclockable, sebab prinsip nomor 2,3 dan 4 di atas telah menjelaskan hal tersebut kepada kita. Lagipula semua 2.4c menggunakan D-1 stepping yang merupakan ciri khas core Northwood. Chip D-1 stepping umumnya dapat berlari pada 3.2GHz tanpa penambahan voltase. Pengetahuan-pengetahuan awal seperti ini akan membuat seseorang tidak akan ragu-ragu menggeber 2.4c mereka karena kemampuannya sudah terbaca dan diperkirakan.

Harga lebih penting daripada persentase
Sebenarnya apa yang terpenting dalam melakukan praktik overclocking? Persentase kenaikan yang dapat dicapai ataukah keseimbangan antara harga dan kinerja yang berujung ke penghematan harga untuk periferal yang di-overclock?
Adalah keliru jika praktik overclocking semata-mata ingin mencari nilai persentase tingkat kenaikan yang dicapai dari periferal bersangkutan secara khusus, dan sistem keseluruhan umumnya. Walau tingkat persentase ini penting tetapi bukan alasan yang tepat untuk melakukan overclock. Lalu apa jika bukan persentase?
Jawabannya adalah keseimbangan antara harga dan kinerja (price performance). Ilustrasi di bawah ini akan memperjelas apa yang dimaksud di atas.
Misalnya seorang user akan membeli sebuah komputer baru, ada dua pilihan yang dihadapi, yang pertama adalah yang memiliki prosesor AMD A64 FX51 2.2 GHz yang hanya dapat di-overclock sebanyak 10% ke 2.4GHz. Pilihan kedua adalah Intel P4 2.4c yang dapat di-overclock sebanyak 40% ke 3.4GHz, asumsi harga keduanya adalah sama, yang mana yang akan saya pilih? Tentu saja user tersebut sebaiknya memilih FX 51. Walau hanya dapat ditingkatkan 10%, alasannya adalah kinerja FX51 pada kinerja tertinggi 110% lebih tinggi daripada P4 2.4c dengan kinerja tertinggi pada 140% (bukti ini tentu saja didapatkan setelah pengujian keduanya). Nah, di sini terlihat bahwa user tadi mengeluarkan dana dan melakukan overclock berdasarkan perbandingan kinerja dan harga (price performance) dan bukan berdasarkan persentase semata.

Penutup
Di dunia ini ada dua macam tipe overclocker, yang pertama adalah tipe yang hanya melakukan overclocking semata-mata hanya untuk mencari kinerja tertinggi dengan menghabiskan banyak waktu, uang dan usaha. Tipe lainnya adalah yang melakukan overclocking untuk mencari kinerja tertinggi, mengalokasikan waktu, uang dan usaha untuk melakukan penelitian dan mencari secara terus-menerus hasil terbaik.
Perbedaan terpenting di antara keduanya adalah tipe pertama setelah mencapai kinerja tertinggi lalu berhenti, sementara tipe kedua akan melakukannya terus-menerus untuk mencari celah yang belum ditemukan demi peningkatan kinerja yang lebih baik lagi.
Tidak ada yang salah pada kedua tipe di atas, keduanya bertujuan menyalurkan hobi dan tipe yang satu tidaklah lebih baik dari tipe lainnya. Tipe mana pun Anda nantinya termasuk silakan nikmati hobi overclocking ini dan ingatlah bahwa komputer hanya sebuah alat. Hasil akhir dari overclocking bukanlah membuat atau menciptakan sebuah komputer tapi semata untuk digunakan. (hr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal URL, sebaris alamat Internet

Menghubungkan dua gedung

Lebih lanjut tentang Sistem Operasi