Lebih jauh mengenal overclock prosesor dan motherboard

Setelah mengulas beberapa teori dan prinsip tentang overclocking, kali ini akan dibahas lebih jauh mengenai overclocking untuk perangkat motherboard serta prosesor.

Kecepatan Prosesor
Overclock prosesor adalah menaikkan kecepatan prosesor di atas kecepatan standarnya (default) yang direkomendasikan oleh pembuat prosesor tersebut. Sebagaimana diketahui, kecepatan prosesor adalah perkalian antara bus clock (disebut juga sebagai front side bus alias FSB) dengan multiplier (faktor pengali). Misalnya kita mempunyai sebuah prosesor 1 Giga Hertz (1000MHz) dengan FSB 100MHz. Maka untuk prosesor tersebut, faktor pengalinya pasti adalah 10. Dalam hal ini akan bisa kita hitung sebagai berikut:

Clock = FSB x Multiplier
1000MHz = 100MHz x 10


Untuk meningkatkan kinerjanya, secara teori kita bisa melakukan overclocking dengan 4 cara, yaitu menaikkan FSB, menaikkan multiplier, menaikkan keduanya dan salah satunya naik tapi yang lain turun. Sebagai contoh, kita bisa menaikkan prosesor kita menjadi konfigurasi sebagai berikut:


Dalam hal ini, kita perlu memperhatikan hasil akhir dari overclock tersebut. Hasil akhir ini biasanya diperoleh dengan cara melakukan benchmark dengan program benchmark tertentu, seperti SiSoft Sandra, SuperPI 1 M, 3Dmark, Sysmark, dan lain-lain. Hasil benchmark akan memberikan angka yang berbeda-beda pada ketiga konfigurasi tersebut.
Biasanya, yang menghasilkan hasil tertinggi adalah dengan cara menaikkan FSB, dalam hal ini adalah cara OC IV dan OC I. Hasil ketiga akan dipegang oleh cara OC III. Perlu diperhatikan di sini bahwa perbedaan clock akhir, 10 MHz misalnya, biasanya belum memberikan pengaruh signifikan dalam benchmark apabila dibandingkan dengan perbedaan FSB yang sama.
Cara OC II akan memberikan hasil yang paling rendah nilai benchmark-nya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Kita harus ketahui bahwa dengan naiknya FSB maka bandwidth dalam motherboard, antara prosesor-chipset-memori, akan semakin besar. Hal ini sangat berpengaruh pada kinerja keseluruhan saat benchmark dilakukan.
Tetapi kita juga perlu mengetahui bahwa dengan naiknya FSB maka umumnya clock periferial dalam motherboard akan ikut terdongkrak atau bisa dikatakan akan ikut ter-overclock juga. Periferial di sini adalah kartu PCI, kartu AGP serta memori. Akan tetapi apabila kita hanya mengubah multiplier, maka periferial lain akan masih memakai clock default-nya.

Multiplier
Multiplier pada prosesor-prosesor yang beredar saat ini umumnya sudah terkunci atau di-lock oleh produsen prosesor tersebut. Hanya untuk prosesor dengan spesifikasi tertentu saja yang masih belum dikunci (unlock).
Untuk prosesor dari Intel, semua prosesornya sekarang ini sudah dalam kondisi locked tanpa kecuali. Bahkan hal ini sudah dilakukan sejak generasi Pentium II dan bahkan beberapa Pentium 1 (Pentium klasik). Untuk prosesor dari AMD, sebagian besar juga sudah locked, tetapi tentu ada beberapa yang masih unlocked.
Misalnya untuk keluarga Athlon XP ThoroughBred B dan Barton dengan produksi sebelum minggu ke 39 tahun 2003. Keterangan ini dapat kita ketahui pada batch code (kode produksi) tiap prosesor yang tertera pada punggung prosesor.
Jadi sebelum melakukan overclock, kita harus tahu prosesor kita termasuk yang mana, apakah locked atau unlocked. Apabila prosesor kita locked, maka kita hanya bisa melakukan overclock dengan mengubah FSB saja, sedangkan multiplier akan tetap sama, berapa pun yang kita set di BIOS.

PCI dan AGP
Kita ketahui bahwa PCI dan AGP mempunyai clock default sebesar 33MHz dan 66MHz. Hal ini juga berlaku untuk periferial onboard seperti VGA onboard, sound onboard, modem onboard juga perangkat IDE seperti harddisk, CDROM dan Serial ATA. Overclock FSB akan berpengaruh pada clock PCI dan AGP, yang biasanya akan ikut naik.
Hal tersebut harus kita hindari, karena kenaikan clock periferial-periferal tersebut di atas biasanya akan membuat sistem kita menjadi kurang stabil, perangkat PCI dan AGP menjadi cepat rusak bahkan tidak jarang data-data dalam harddisk kita bisa korup dan susah untuk di-recovery. Anda tidak mau kehilangan data penting bukan?
Kenaikan yang masih bisa ditoleransi oleh kebanyakan periferial PCI dan AGP adalah sampai pada clock 35 MHz dan 70 MHz. Bahkan beberapa komponen bisa tahan pada clock sampai 40 MHz dan 80 Mhz. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa resiko rusak dan kehilangan data sangat mungkin terjadi. Sekecil apapun kenaikan clock pada PCI dan AGP.
Umumnya clock untuk perangkat PCI dan AGP merupakan pembagian dari FSB dengan rasio pembagian tertentu. Rasio pembagi ini biasa disebut sebagai divider dan akan sering kita temukan pada konfigurasi BIOS. Contoh divider untuk PCI dan AGP misalnya 1/1, 1/2, 1/3, 2/3 dan seterusnya. Perlu diperhatikan bahwa nilai divider menunjukkan nilai clock dari AGP, sedangkan untuk PCI adalah sebesar setengah dari clock AGP. Sebagai ilustrasi contoh, mari kita simak perhitungan sebagai berikut:


Sebagai catatan, untuk beberapa motherboard dengan chipset tertentu baik untuk platform AMD ataupun platform Intel ada yang sudah menerapkan teknologi untuk mengunci PCI dan AGP supaya tetap berada pada clock 33 MHz dan 66 MHz. Untuk itu, dalam melakukan overclock prosesor kita perlu memperhatikan apakah motherboard kita bisa mengunci clock AGP dan PCI, atau hanya menggunakan divider, atau bahkan kita tidak bisa mengubah divider-nya sama sekali. Ketiga kemungkinan tersebut pasti akan kita temui dalam melakukan overclock. (hr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal URL, sebaris alamat Internet

Menghubungkan dua gedung

Lebih lanjut tentang Sistem Operasi