Menguji periferal untuk mencari kinerja terbaik dalam overclocking


Dalam overclocking, periferal terpenting yang harus diperhatikan adalah motherboard, prosesor, dan modul memori. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari usaha overclocking, yang berujung pada naiknya kinerja sistem secara keseluruhan, maka ketiga periferal tersebut di atas mutlak harus dipilih yang menyediakan fitur overclock (terutama motherboard) di BIOS-nya, di mana pusat segala settingan berada.

Motherboard yang overclockable menyediakan setting yang lengkap pada BIOS-nya. Di antara yang terpenting adalah setting untuk mengubah FSB, multiplier, frekuensi memori, timing memori, tegangan prosesor (Vcore), tegangan memori (Vdimm), tegangan chipset (Vdd), tegangan AGP (Vagp) dan fitur AGP/PCI lock ataupun divider.

Untuk prosesor, yang terbaik adalah memiliki FSB dan multiplier yang unlock alias dapat dinaikturunkan. Beberapa prosesor memiliki kemampuan overclock lebih baik dibanding yang lainnya. Perbedaan kinerja ini dapat diketahui dari jenis core dan batchcode yang tercetak di badan prosesor.
Periferal ketiga terpenting adalah modul memori. Seperti halnya prosesor, modul memori tertentu memiliki kemampuan overclock yang lebih baik dibanding yang lainnya. Di sini harga bisa menjadi patokan karena memori yang baik untuk overclocking umumnya berharga lebih mahal.
Selain ketiga periferal di atas, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah sistem pendingin prosesor dan PSU (power supply unit). Kedua periferal ini berpengaruh kuat terhadap keberhasilan praktek overclocking. Pilihlah sistem pendingin dan PSU yang baik untuk keperluan ini.
Kinerja sistem terbaik yang dioverclock adalah perpaduan dari kinerja terbaik periferal yang disebutkan di atas. Untuk lebih memudahkan mencari kinerja sistem terbaik itu maka sebaiknya terlebih dahulu menguji periferal secara independen atau tersendiri. Tujuan pengujian adalah mencari kemampuan tertinggi dari masing-masing periferal. Bila kemampuan masing-masing sudah diketahui maka langkah selanjutnya hanyalah menggabungkan setting-setting tersebut untuk mendapatkan hasil tertinggi dan stabil.

Menguji Motherboard
Menguji kemampuan tertinggi sebuah motherboard dalam praktek overclocking dilakukan dengan menguji seberapa tinggi dan stabil FSB yang dapat dicapai. Untuk mencari FSB tertinggi dan stabil tanpa ikut membebani prosesor, memori dan VGA dapat dilakukan dengan cara masuk ke BIOS dan melakukan setingan berikut:
  1. Turunkan multiplier prosesor ke angka yang lebih rendah, misalnya antara multiplier 8 sampai 10 (ini asumsi default multiplier adalah 10 ke atas). Bisa diturunkan lagi jika diperlukan, yakni bila kenaikan FSB membuat clock prosesor melampaui clock standarnya.
  2. Set AGP lock pada angka 66 MHz, ini juga akan otomatis mengunci frekuensi PCI ke 33 MHz. Setting ini sebaiknya dipakai terus dan tidak perlu lagi diubah demi keamanan perangkat AGP dan PCI serta yang terhubung dengannya misalnya harddisk.
  3. Set frekuensi memori (DDR frekuensi) ke mode asynchronous dengan perbandingan tertentu misalnya 4:3 atau perbandingan lainnya yang bisa mengunci memori pada frekuensi standarnya dan tidak akan terpengaruh ketika FSB dinaikkan.
  4. Mulai naikkan FSB secara perlahan terus menerus. Jika pada satu titik mulai tidak stabil maka saatnya untuk menaikkan voltage chipset (VDD), setelah itu naikkan lagi FSB. Begitu seterusnya sampai titik maksimal FSB dengan bantuan VDD tercapai.
  5. Pada pengujian motherboard ini Vcore tidak perlu disentuh karena penurunan multiplier akan menurunkan clock prosesor. Vdimm juga tidak dinaikkan karena memori sudah terbebas dari kenaikan FSB dan tetap bekerja pada frekuensi standarnya.

Menguji Prosesor
Kinerja tertinggi prosesor dapat diketahui dengan cara mencari clock tertinggi yang dapat dicapai. Untuk mencari clock tertinggi ini tanpa ikut membebani motherboard dan memori dapat dilakukan dengan cara:
  1. Tetapkan FSB pada nilai standarnya misalnya 133, 166 atau 200.
  2. Mulai naikkan multiplier sedikit demi sedikit. Bila pada angka tertentu mulai tidak stabil maka naikkan Vcore setahap demi setahap, sesudah itu naikkan lagi multiplier. Begitu seterusnya sampai multiplier (dengan bantuan Vcore) tertinggi didapatkan yang hasil akhirnya memperlihatkan clock tertingginya. Sebagai catatan, kenaikan clock juga akan mengakibatkan kenaikan panas prosesor, pantau terus suhu prosesor selama proses kenaikan clock-nya.
  3. Pada pengujian prosesor ini Vdd dan Vdimm tidak perlu diutak-atik karena FSB tidak berubah yang sekaligus juga tidak mempengaruhi memori.

Menguji Memori
Semakin tinggi frekuensi memori yang dapat dicapai maka semakin tinggi bandwidth yang didapatkan, yang berarti semakin cepat pula sistem berjalan. Di antara ketiga periferal yang diuji dalam bahasan ini, modul memorilah yang termasuk paling “bandel” dan jarang mengalami
kerusakan, ditambah dengan adanya lifetime warranty, maka banyak orang tanpa ragu-ragu meng-overclock memori mereka sampai batas maksimal.
Dalam dunia overclocking, memori yang baik dan banyak dicari adalah memori yang dapat berjalan pada frekuensi tinggi yang kadang jauh di atas frekuensi standarnya dengan timing yang kecil atau sering disebut timing ketat. Frekuensi tinggi dan timing ketat inilah yang bisa memberikan bandwidth lebih besar. Pengujian memori tidak terlepas dari kemampuan motherboard yang dapat memberikan kinerja pada FSB tinggi, karena pencapaian frekuensi memori yang tinggi diatur dengan menaikkan FSB. Tidak ada gunanya memiliki memori bagus dan dapat berjalan pada frekuensi tinggi bila motherboardnya malah tidak bisa di set pada FSB tinggi itu.
Untuk mencari kinerja tertinggi dari memori tanpa membebani prosesor dapat dilakukan dengan cara:
  1. Turunkan multiplier prosesor seperti pada cara 1 dalam pengujian motherboard.
  2. Set frekuensi memori (DDR frekuensi) ke mode synchronous dengan perbandingan 1:1. Perbandingan 1:1 ini akan menyamakan frekuensi motherboard dengan frekuensi memori ketika FSB dinaikkan.
  3. Karena pengujian memori melibatkan setingan timing-nya yang juga disediakan di BIOS motherboard, maka pengujian pertama dilakukan untuk mencari frekuensi tertinggi dari memori dengan timing standar atau By SPD. Pada halaman timing memori di BIOS, set pada By SPD.
  4. Dengan asumsi bahwa FSB tertinggi dan stabil dari motherboard sudah diketahui melalui pengujian sebelumnya (tentu saja berikut setingan Vdd-nya), maka mulailah menaikkan FSB seperti pada cara ke 4 dalam pengujian motherboard.
  5. Bila dalam proses menaikkan FSB tersebut mulai terjadi ketidakstabilan pada angka tertentu, yang seharusnya belum terjadi dalam pengujian motherboard, maka dapat diduga bahwa memori mulai tidak kuat pada angka FSB tersebut, dan itu berarti saatnya mulai menaikkan Vdimm secara bertahap, sesudah itu naikkan lagi FSB dan kemudian Vdimm sesuai kebutuhan, begitu seterusnya sampai frekuensi memori tertinggi diketahui.

Jika frekuensi memori tertinggi dengan timing By SPD sudah diketahui, maka sekarang saatnya untuk mencari bandwidth yang lebih besar dengan mengetatkan timing-nya, mencari frekuensi memori tertinggi dengan timing terketat. Langkah ini menyita waktu lebih banyak karena minimal ada 4 setingan timing yang akan disesuaikan untuk mencari keseimbangan dan kinerja terbaik, keempatnya adalah CAS Latency, RAS to CAS Delay, RAS Precharge dan Cycle Time atau Tras. Berikut langkah-langkahnya:
  1. Ikuti langkah-langkah pengujian memori di atas, tetapi pada langkah nomor 3, di mana pada halaman timing memori di BIOS, By SPD diganti terlebih dahulu menjadi Advanced atau Expert tergantung nama yang ada pada BIOS motherboard-nya.
  2. Pada CAS Latency, RAS to CAS Delay, RAS Precharge dan Cycle Time atau Tras, ubah angka yang tertera menjadi 2.2.2.5 atau 2.2.2.11. Setelah selesai mulailah memainkan FSB seperti pada langkah ke 4 pengujian memori.
  3. Bila terjadi masalah maka itu berarti memori tidak kuat berjalan pada setingan timing ketat tersebut di atas, masuk kembali ke setingan timing, kendorkan dan carilah kombinasi terbaik dari ke 4 setingan itu. Sebagai petunjuk, semakin kecil angkanya maka semakin tinggi kinerja yang dihasilkan, kecuali pada setingan Tras yang berdasarkan banyak pengujian, kinerja terbaik ada pada angka 5, 10 atau 11. Lalu lanjutkan lagi proses menaikkan FSB, begitu seterusnya sampai ditemukan kinerja puncaknya. (hr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal URL, sebaris alamat Internet

Menghubungkan dua gedung

Lebih lanjut tentang Sistem Operasi