Power Supply Unit (PSU)


Sebagai bagian paling penting dalam sebuah sistem PC, Anda harus sedikit banyak mengenal Power Supply Unit. Apa dan bagaimana cara kerjanya? Tentu saja, Anda mengenal salah satu periferal pada komputer desktop yang dinamakan Power Supply Unit atau yang lebih dikenal dengan PSU. Perangkat ini jika diibaratkan sebagai bagian dari tubuh serupa dengan jantung. Dalam hal ini, tentu bagi sebuah komputer. Sedangkan bagian otaknya adalah processor (CPU). Sebagai sebuah jantung dari perangkat komputer, PSU sangat diperlukan untuk menjadikan perangkat komputer tersebut hidup, dan bekerja dengan baik.
Secara spesifik, PSU didesain untuk mengonversi general-purpose alternating current (AC) atau listrik AC dari konektor pusat (PLN) menjadi sehuah arus DC atau low-voltage power, yang bisa digunakan untuk memberikan daya terhadap komponen di dalam komputer. Beberapa PSU menggunakan switching antara 230V dengan 115V, namun kebanyakan yang beredar di pasaran sudah memilki sensor otomatis yang akan melakukan switch voltage secara otomatis ketika terjadi penurunan voltase. Tidak akan lebih rendah dari 115V dan lebih tinggi dari 230V.

Saat ini, kebanyakan PSU diciptakan untuk ATX form factor di mana jika terjadi kerusakan PSU, Anda bisa mengganti PSU tersebut dengan yang baru, tanpa mengganggu komponen yang ada di dalam komputer. PSU berjenis ATX juga didesain untuk bisa hidup dan mati menggunakan sinyal dari motherboard, dan juga kebanyakan sudah mendukung fungsi-fungsi terbaru seperti standby mode.

Perbedaan tipe PSU AT dan ATX
Perbedaaan yang paling mendasar pada kedua tipe PSU AT dan ATX adalah konektor power yang ada pada motherboard dan soft switch. Pada tipe PSU AT, power on switch terletak pada bagian depan komputer yang dihubungkan langsung ke dalam PSU.
Sedangkan pada tipe PSU ATX, power switch yang terletak di depan komputer dihubungkan terlebih dahulu ke dalam motherboard yang menggunakan pin berlabel, salah satu di antaranya PS ON, Power SW, SW Power, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan hardware atau software lain bisa memerintahkan mematikan dan menyalakan PSU.
Motherboard mengontrol PSU melalui pin 14 dari konektor yang menggunakan 20 pin atau pin 16 pada konektor yang menggunakan 24 pin. Pin 14 dan pin 16 memiliki daya 5V, saat PSU dalam keadaan standby. Pin tersebut juga bisa di-short sehingga PSU bisa menyala tanpa harus menyalakan seluruh komponen komputer. Ini biasanya digunakan untuk melakukan pengujian atau menggunakan PSU ATX ini untuk kebutuhan lainnya.
AT singkatan dari Advanced Technology, sedangkan ATX singkatan dari Advanced Technology eXtended.

Power Rating
PSU untuk komputer biasanya dinilai berdasarkan output power yang dimilikinya. Rentang daya yang dimiliki mulai dari 500W sampai dengan di bawah 300W untuk sistem komputer yang memerlukan daya kecil. Biasanya digunakan untuk pengguna rumahan, yang hanya digunakan untuk melakukan browsing Internet, membakar DVD, atau pun menonton film.
Sedangkan PSU untuk para gamer atau kalangan enthusiast, biasanya berkisar antara 450W sampai dengan 1.400W. Untuk game kelas standar atau kebanyakan game yang beredar, mungkin hanya membutuhkan PSU berdaya antara 500W sampai dengan 800W. Sedangkan untuk game high-end memerlukan daya antara 800W sampai dengan 1.400W.
Ada juga PSU yang memiliki daya hingga 2kW. PSU ini ditujukan untuk pemakaian server dan komputer dengan kemampuan ekstrem, yang di dalamnya dipasangi sekaligus beberapa processor, beberapa harddisk, dan beberapa video card.
Power rating pada PSU komputer tidak secara tertulis dibakukan dan harus mengikuti standar tertentu. Oleh karenanya, biasanya yang menentukan power rating ini adalah si pembuat PSU itu sendiri. Hal ini yang terkadang membuat para produsen PSU “nakal” memberikan nilai power rating yang bukan sesungguhnya untuk produk tertentu, hanya dengan tujuan akan memperoleh keuntungan yang berlebih. Ini terjadi karena memang tidak ada standar baku untuk testing dan labeling PSU.
Hal-hal berikut biasanya dilakukan oleh produk-produk PSU yang kurang baik:
  • Memberitahukan (labeling) peak power dari PSU ketimbang continous power-nya.
  • Continous output power capability bisa berjalan pada suhu yang dingin, namun nilainya sangat tidak realistis.
  • Memberitahukan total power sebagai ukuran baku dari kapasitas daya PSU.
Sehingga hampir dipastikan label-label yang dituliskan oleh produsen terhadap produknya, tidak sesuai dengan daya yang sebenarnya yang dimiliki oleh produk tersebut. Maka dari itu, masalah power rating ini sering diabaikan. Tentunya bagi yang mengerti tentang PSU.
Lalu, apakah power rating yang tinggi, berarti PSU tersebut lebih baik juga? Mari sedikit kita telaah. PC yang memerlukan daya 200W jika menggunakan PSU berdaya 400W dan 250W, sama-sama akan menghasilkan daya 200W seperti yang diperlukan oleh PC tersebut. Lalu, apakah ini berarti PSU berdaya 400 W memiliki sisa daya lebih banyak dibandingkan PSU 250W yang hanya menyisakan sedikit daya? Jawabannya adalah tidak, jika memang rating yang PSU miliki adalah benar-benar sesuai dengan kenyataannya dan efisiensi yang dimiliki juga sama.
Jika salah satu PSU memiliki efisiensi lebih kecil dari yang lainnya maka PSU tersebut akan mengonsumsi lebih banyak arus AC yang akan dikonversi menjadi daya yang diperlukan oleh komponen. Dan dalam proses ini, panas yang dihasilkan akan lebih tinggi. Intinya adalah terletak pada efisiensi, di mana dengan efisiensi lebih tinggi maka PSU akan lebih dingin dan tidak akan menghasilkan noise yang terlalu besar (low noise) saat beroperasi.

Konektor pada PSU
Secara standar, PSU memiliki konektor-konektor sebagai berikut:
  • P1 atau Power Connector utama adalah konektor yang terhubung langsung dari PSU ke dalam motherboard untuk memberikan daya. Konektor ini biasanya memiliki 20 sampai dengan 24 pin. Satu pin biasanya digunakan untuk PS-ON yang berwarna hijau. Konektor power ini berukuran paling besar dibandingkan konektor yang lain. PSU yang memiliki konektor 24 pin bisa digunakan pada motherboard yang memiliki konektor 20 pin. Di mana biasanya PSU modern sudah mengaplikasikan konektor 20 pin, ditambah 4 pin untukmengantisipasi jika ada motherboard yang harus menggunakan power 24 pin. Konektor 20 pin+4 pin bisa digabung untuk membentuk konektor 24 pin.
  • ATX12V 4 pin konektor atau biasa disebut P4 power konektor adalah konektor kedua yang terhubung langsung ke motherboard, selain konektor 24 pin. Konektor P4 ini digunakan untuk memberikan daya langsung pada processor. Perlu dicatat, untuk motherboard high-end dan processor yang high-end diperlukan daya yang lebih juga, maka dari itu disediakan konektor yang dinamakan EPS12V yang memiliki 8 pin.
  • 4 pin periferal konektor atau biasa disebut Molex. Konektor ini berbentuk lebih kecil yang terhubung ke harddisk atau optical drive. Kebanyakan memiliki empat kabel, 2 berwarna hitam, satu merah, dan satu kuning. Warna hitam sebagai ground, warna merah sebagai +5V, dan warna kuning sebagai +12V.
  • 4-pin Berg power konektor atau biasa disebut mini Molex. Konektor ini adalah yang paling kecil ukurannya di mana fungsinya adalah untuk menyuplai daya pada floppy drive. Pada beberapa kasus konektor ini, juga bisa digunakan untuk auxiliary konektor AGP graphic card yang memiliki konfigurasi kabel yang sama.
  • Auxiliary power konektor. Tipe konektor ini memiliki beberapa tipe dan digunakan untuk memberikan daya tambahan jika dibutuhkan.
  • Serial ATA power konektor. Konektor ini memiliki 15 pin yang digunakan untuk komponen yang menggunakan konektor SATA power. Konektor ini memberikan daya dengan tiga jenis voltages yang berbeda: +3.3V, +5V, dan +12V.
  • 6 pin power konektor. Kebanyakan PSU modern saat ini memiliki konektor 6 pin yang digunakan untuk menyuplai daya video card PCI Express. Setiap PCI Express 6 pin konektor mampu mengeluarkan daya maksimal sebesar 75W. Saat ini, PSU yang terbaru sudah menyertakan 8 pin konektor PCI Express.
  • 6+2 pin konektor digunakan untuk backward compatibility yang didesain untuk digunakan dengan PCI Express video card yang menggunakan pin jenis ini. Bisa menggunakan 6 pin atau menggunakan 8 pin yang dikoneksikan pada 2 konektor berbeda, satu dengan 6 pin satu lagi dengan 2 pin.
  • C14 IEC konektor. Digunakan untuk memberikan daya pada PSU langsung dari listrik outlet (PLN).

Modular PSU
Modular Power Supply Unit atau MPS adalah salah satu tipe PSU yang saat ini paling terkenal dibandingkan redundant PSU. MPS diperuntukkan bagi user yang ingin memodifikasi konektor sesuai kebutuhan dari sistem PC-nya. Pada MPS, power konektor bisa dibuka pasang sesuai dengan kebutuhan dari daya yang dibutuhkan oleh komponen PC.
Keuntungan menggunakan PSU jenis ini adalah Anda bisa menggunakan konektor sesuai dengan keinginan dan kebutuhan sehingga konektor yang tidak digunakan bisa disimpan. Ini akan menciptakan pemandangan rapi di dalam casing, ruang kerja dalam casing (jika Anda suka mengganti-ganti komponcn PC) lebih lega, dan tentunya mengurangi kerusakan komponen yang disebabkan oleh kabel konektor yang tidak terpakai. Selain itu, tentunya airflow (sirkulasi udara) pada casing akan meningkat signifikan dengan sedikitnya lalu-lintas kabel.
Ada keuntungan, tentu saja ada kerugiannya juga. Biasanya, Modular cables dan konektornya memiliki electrical resistance antara power supply dan komponen hardware, di mana ini akan bisa berefek pada performa dari power supply tersebut. Meskipun dalam kenyataannya berbeda, karena performa suatu PSU tidak akan terlihat dengan mata telanjang, selama konektor yang dimiliki sesuai dengan standar yang baik. Kerugian yang lain adalah modular cable bisa secara tidak sengaja terlepas, terutama jika casing Anda berisi komponen yang cukup padat.
Kesimpulannya, ketahuilah kebutuhan daya yang diperlukan untuk satu sistem PC Anda. Jika sudah mengetahuinya, maka barulah Anda bisa memutuskan berapa daya PSU yang Anda perlukan. Mulailah berhemat energi mulai sekarang! (hr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal URL, sebaris alamat Internet

Menghubungkan dua gedung

Mencari informasi di dunia Wiki